Senin, 12 Maret 2012

ANALISIS KAJIAN MIMETIK DALAM CERPEN SANG PRIMADONA KARYA A. MUSTOFA BISRI


ANALISIS KAJIAN MIMETIK DALAM CERPEN SANG PRIMADONA KARYA A. MUSTOFA BISRI
By: Hikmah Oky Pravitasari
13 Maret 2012

A.     Pendekatan Mimetik
        Pendekatan mimetik adalah pendekatan yang mengkaji karya sastra berkaitan dengan realitas atau kenyataan. Mimetik dalam bahasa yunani disebut tiruan. Pendekatan yang memandang karya sastra sebagai imitasi dan realitas (Abrams, 1981:189). Hal ini diperkuat oleh pendapat Najid (2009:47) pendekatan mimetik adalah pendekatan yang memandang prosa fiksi sebagai hasil ciptaan manusia yang ditulis berdasarkan bahan-bahan yang diangkat dan semesta (pengalaman hidup penulis atau hasil penghayatan penulis terhadap kehidupan disekitarnya). Dalam pendekatan ini, karya sastra merupakan hasil tiruan atau cermin dari kehidupan. Dalam menngkaji sebuah karya sastra dengan menggunakan pendekatan mimetik, dibutuhkan data-data yang berkaitan dengan realitas kehidupan yang ada dalam karya sastra tersebut. Karena pendekatan mimetik menghubungkan karya sastra dengan realitas, maka kemudian muncul anggapan bahwa karya merupakan cerminan dari realitas, sehingga hakikat karya sastra yang bersifat fiktif sering kali dilupakan. Hal ini sangat berbeda dengan makna karya sastra yang merupakan hasil karangan fiktif pengarang. Kajian semacam ini dimulai dari pendapat plato tentang seni. Plato berpendapat bahwa seni hanya dapat meniru dan membayangkan hal-hal yang tampak pada dunia nyata. Ia berdiri di bawah kemyataan itu sendiri. Wujud yang ideal tidak bisa terjelma langsung dalam karya seni. Seni yang terbaik lewat mimetik dan benar. Sedangkan menurut Aristoteles, seniman tidak meniru kenyataan, manusia dan peristiwa sebagaimana adanya. Seniman menciptakan dunianya sendiri. Dalam memilih tema cerita, sastrawan harus punya kepekaan terhadap keadaan masyarakat dan zamannya. Sastrawan harus bisa menangkap berbagai persoalan yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Sangat disayangkan bila karya sastra hanya menggambarkan hal-hal yang indah dan baik, padahal masyarakat sekitarnya dalam kesulitan dan kesusahan. Banyak novel, cerpen dan film Indonesia yang menggambarkan kehidupan mewah, padahal kebanyakan masyarakat Indonesia dalam kenyataan hidup yang getir (Lubis, 1997:8). Dalam pandangan mimetik, karya sastra tidak mungkin dapat dipahami tanpa mengkaitkannya dengan semesta sebagai sumber penciptannya.

B.     Hubungan antara cerpen Sang Primadona dengan dunia nyata

        Cerpen Sang Primadona sangat lekat sekali dengan kehidupan nyata. Pada bagian awal cerita dikisahkan bahwa sang primadona adalah seorang yang berbakat dari kecil. Dia sering menjadi juara tari, menyanyi maupun model dan dia juga disayangi guru-guru karena sering menjadi juara. Hal ini sering terjadi dalam kehidupan nyata bahwa keluarga yang berkecukupan mampu mengkursuskan anak-anaknya untuk les tari, nyanyi maupun medel. Hal tersebut terdapat dalam kutipan.

Di sekolah, mulai SD sampai dengan SMA, aku pun --alhamdulillah-juga disayangi guru-guru dan kawan-kawanku. Apalagi aku sering mewakili sekolah dalam perlombaan-perlombaan dan tidak jarang aku menjadi juara. Ketika di SD aku pernah menjadi juara I lomba menari. Waktu SMP aku mendapat piala dalam lomba menyanyi. Bahkan ketika SMA aku pernah menjuarai lomba baca puisi tingkat provinsi.” (Bisri, 2005)

Dengan bakatnya tersebut dia berhasil menjadi artis ibukota yang terkenal. Dengan segala kemudahan sehingga dia melupakan pendidikannya. Dia tidak melanjutkan kuliahnya, karena dari segi finansial dia sudah mendiri dan mampu membantu saudara-saudaranya. Hal tersebut terdapat pada kutipan berikut.

“Soal kuliahku yang tidak berlanjut, aku menghibur diriku dengan mengatakan kepada diriku, "Ah, belajar kan tidak harus di bangku kuliah. Lagi pula orang kuliah ujung-ujungnya kan untuk mencari materi. Aku tidak menjadi pengacara dan bintang pengadilan, tak mengapa; bukankah kini aku sudah menjadi superbintang. Materi cukup." (Bisri, 2005)

Cerminan tersebut sering terjadi pada kehidupan artis-artis ibukota yang sudah terlena materi berlimpah sehingga sering mengesampingkan urusan pendidikan. Banyak artis yang lebih mementingkan karir dari pada pendidikan meskipun ada juga artis yang tetap menomor satukan pendidikan.  Selain itu kehidupan artis identik dengan kemapanan dari segi finansial, hal ini tercermin dalam kutipan.
“Aku sudah mampu membeli rumah sendiri yang cukup indah di kawasan elite. Ke mana-mana ada mobil yang siap mengantarku. Pendek kata aku bangga bisa menjadi perempuan yang mandiri. Tidak lagi bergantung kepada orang tua. Bahkan kini sedikit-banyak aku bisa membantu kehidupan ekonomi mereka di kampung. (Bisri, 2005)

        Selanjutnya realitas yang tercermin dalam kehidupan artis adalah kehidupan asli dari artis sendiri, terutama kehidupan keluarga, terutama orang tuanya. Bagaimana sikap orang tua yang mempunyai anak seorang artis. Dalam cerpen ini dikisahkan sang primadona mempunyai seorang ibu yang perhatian terhadap anaknya, beliau sering menasihati anaknya agar selalu ingat salat, ibadah dan sedekah kepada anak yatim. Bukankah hal ini sudah sangat dekat sekali dengan dunia nyata. Karena sejatinya orang tua manapun pasti sering memberi nasihat dan memperhatikan anaknya, jangan sampai anaknya salah jalan. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut.
“Nduk, ibadah itu penting. Bagaimana pun sibukmu, salat jangan kamu abaikan!Sempatkan membaca Quran yang pernah kau pelajari ketika di kampung dulu, agar tidak hilang."Bila kamu mempunyai rezeki lebih, jangan lupa bersedekah kepada fakir miskin dan anak yatim.” (Bisri:2005)

        Dalam kehidupan nyata tidak selamanya kehidupan selalu berjalan mulus. Begitu juga dalam kehidupan rumah tangga. Dalam cerpen ini, pada awal-awal perkawinan sang primadona tetap berjalan baik-baik saja, tetapi pada akhirnya terjadi krisis moneter dan mengakibatkan perusahaan suaminya bangkrut, dan sikap suaminya berubah dan mulai berperangai kasar. Dalam kehidupan nyata, kehidupan rumah tangga juga tidak selalu mulus, pasti ada keributan-keributan kecil yang menjadi rintangan, tinggal bagaimana kita menyikapinya.
        Dalam kehidupan, pastilah kita sering jenuh dengan rutinitas yang kita lakukan, sehingga cara mengatasinya yaitu lebih mendekatkan diri dengan kegiatan keagamaan. Dengan begitu kita merasa leboh tenang, begitu juga dalam cerpen Sang Primadona, disini dia merasa penat dengan masalah yang terdapat dalam rumah tangganya. Sehingga sang primadona memilih untik serimg mengikuti pengajian-pengajian. Hal ini sering kita lihat dalam kehidupan artis-artis ibukota, banyaknya artis yang mulai tertarik dalam kegiatan keagamaan mencerminkan jika kegiatan religi memang sangat berpengaruh mengingat kejenuhan pasti sering melanda para artis. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut.

“ Aku menjadi semakin rajin mengikuti pengajian; bukan hanya yang diselenggarakan kawan-kawan artis, tapi juga pengajian-pengajian lain termasuk yang diadakan di RT-ku. Tidak itu saja, aku juga getol membaca buku-buku keagamaan. (Bisri:2005)

        Kesibukan seorang artis terkenal dan telah aktif dalam masyarakat, pastilah sangat menggangu pertemuan dengan keluarga maupun anak-anak. Dalam cerpen Sang Primadona, diceritakan bahwa Sang primadona merasa tidak kerasan di rumah akibat ulah suaminya yang berubah dan sering marah-marah. Dan dia pun jarang berkumpul dengan anak-anaknya. Dia menyibukkan diri dengan mengurus pengajian dan menjadi salah satu panitia kegiatan keagamaan. Dan pada suatu hari dia menemukan bahwa suaminya terlibat dalam narkoba, hal ini rupanya yang membuat sikap suaminya berubah. Akhirnya dia ingin bercerai dengan suaminya. Hak tersebut sering terjadi dalam dunia nyata, terutama dalam dunia selebriti, kasus kawin-cerai sering terjadi dalam kehidupan artis. Salah satu penyebabnya yaitu masalah yang dialami seperti tokoh Sang Primadona. Seorang suami yang terlibat narkoba. Hal ini tidak hanya terjadi di dunia keartisan saja, tetapi juga sering terjadi dalam dunia nyata. Masalah narkoba menjadi masalah yang pelik dan perlu penanganan khusus.


2 komentar: