ANALISIS KAJIAN
MIMETIK DALAM CERPEN SANG PRIMADONA KARYA A. MUSTOFA BISRI
By: Hikmah Oky
Pravitasari
13 Maret 2012
13 Maret 2012
A. Pendekatan Mimetik
Pendekatan
mimetik adalah pendekatan yang mengkaji karya sastra berkaitan dengan realitas
atau kenyataan. Mimetik dalam bahasa yunani disebut tiruan. Pendekatan yang memandang karya
sastra sebagai imitasi dan realitas (Abrams, 1981:189). Hal ini diperkuat oleh
pendapat Najid (2009:47) pendekatan mimetik
adalah pendekatan yang memandang prosa fiksi sebagai hasil ciptaan manusia yang
ditulis berdasarkan bahan-bahan yang diangkat dan semesta (pengalaman hidup
penulis atau hasil penghayatan penulis terhadap kehidupan disekitarnya). Dalam pendekatan ini, karya sastra
merupakan hasil tiruan atau cermin dari kehidupan. Dalam menngkaji sebuah karya
sastra dengan menggunakan pendekatan mimetik, dibutuhkan data-data yang
berkaitan dengan realitas kehidupan yang ada dalam karya sastra tersebut. Karena pendekatan mimetik menghubungkan
karya sastra dengan realitas, maka kemudian muncul anggapan bahwa karya
merupakan cerminan dari realitas, sehingga hakikat karya sastra yang bersifat
fiktif sering kali dilupakan. Hal ini sangat berbeda dengan makna karya sastra
yang merupakan hasil karangan fiktif pengarang. Kajian
semacam ini dimulai dari pendapat plato tentang seni. Plato berpendapat bahwa seni
hanya dapat meniru dan membayangkan hal-hal yang tampak pada dunia nyata. Ia
berdiri di bawah kemyataan itu sendiri. Wujud yang ideal tidak bisa terjelma
langsung dalam karya seni. Seni yang terbaik lewat mimetik dan benar. Sedangkan
menurut Aristoteles, seniman tidak meniru kenyataan, manusia dan peristiwa
sebagaimana adanya. Seniman menciptakan dunianya sendiri. Dalam memilih tema
cerita, sastrawan harus punya kepekaan terhadap keadaan masyarakat dan
zamannya. Sastrawan harus bisa menangkap berbagai persoalan yang sedang
dihadapi oleh masyarakat. Sangat disayangkan bila karya sastra hanya
menggambarkan hal-hal yang indah dan baik, padahal masyarakat sekitarnya dalam
kesulitan dan kesusahan. Banyak novel, cerpen dan film Indonesia yang
menggambarkan kehidupan mewah, padahal kebanyakan masyarakat Indonesia dalam
kenyataan hidup yang getir (Lubis, 1997:8). Dalam pandangan mimetik, karya sastra tidak mungkin dapat
dipahami tanpa mengkaitkannya dengan semesta sebagai sumber penciptannya.
B.
Hubungan antara
cerpen Sang Primadona dengan dunia
nyata
Cerpen
Sang Primadona sangat lekat sekali
dengan kehidupan nyata. Pada bagian awal cerita dikisahkan bahwa sang primadona
adalah seorang yang berbakat dari kecil. Dia sering menjadi juara tari,
menyanyi maupun model dan dia juga disayangi guru-guru karena sering menjadi
juara. Hal ini sering terjadi dalam kehidupan nyata bahwa keluarga yang
berkecukupan mampu mengkursuskan anak-anaknya untuk les tari, nyanyi maupun
medel. Hal tersebut terdapat dalam kutipan.
“Di sekolah, mulai SD sampai dengan SMA, aku pun --alhamdulillah-juga
disayangi guru-guru dan kawan-kawanku. Apalagi aku sering mewakili sekolah
dalam perlombaan-perlombaan dan tidak jarang aku menjadi juara. Ketika di SD
aku pernah menjadi juara I lomba menari. Waktu SMP aku mendapat piala dalam
lomba menyanyi. Bahkan ketika SMA aku pernah menjuarai lomba baca puisi tingkat
provinsi.” (Bisri, 2005)
Dengan bakatnya tersebut dia berhasil menjadi artis ibukota yang terkenal.
Dengan segala kemudahan sehingga dia melupakan pendidikannya. Dia tidak
melanjutkan kuliahnya, karena dari segi finansial dia sudah mendiri dan mampu
membantu saudara-saudaranya. Hal tersebut terdapat pada kutipan berikut.
“Soal kuliahku yang tidak
berlanjut, aku menghibur diriku dengan mengatakan kepada diriku, "Ah,
belajar kan tidak harus di bangku kuliah. Lagi pula orang kuliah ujung-ujungnya
kan untuk mencari materi. Aku tidak menjadi pengacara dan bintang pengadilan,
tak mengapa; bukankah kini aku sudah menjadi superbintang. Materi cukup." (Bisri,
2005)
Cerminan tersebut sering terjadi pada kehidupan artis-artis ibukota yang
sudah terlena materi berlimpah sehingga sering mengesampingkan urusan
pendidikan. Banyak artis yang lebih mementingkan karir dari pada pendidikan
meskipun ada juga artis yang tetap menomor satukan pendidikan. Selain itu kehidupan artis identik dengan
kemapanan dari segi finansial, hal ini tercermin dalam kutipan.
“Aku sudah mampu membeli
rumah sendiri yang cukup indah di kawasan elite. Ke mana-mana ada mobil yang
siap mengantarku. Pendek kata aku bangga bisa menjadi perempuan yang mandiri.
Tidak lagi bergantung kepada orang tua. Bahkan kini sedikit-banyak aku bisa
membantu kehidupan ekonomi mereka di kampung. (Bisri, 2005)
Selanjutnya realitas yang
tercermin dalam kehidupan artis adalah kehidupan asli dari artis sendiri, terutama
kehidupan keluarga, terutama orang tuanya. Bagaimana sikap orang tua yang
mempunyai anak seorang artis. Dalam cerpen ini dikisahkan sang primadona
mempunyai seorang ibu yang perhatian terhadap anaknya, beliau sering menasihati
anaknya agar selalu ingat salat, ibadah dan sedekah kepada anak yatim. Bukankah
hal ini sudah sangat dekat sekali dengan dunia nyata. Karena sejatinya orang
tua manapun pasti sering memberi nasihat dan memperhatikan anaknya, jangan
sampai anaknya salah jalan. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut.
“Nduk, ibadah
itu penting. Bagaimana pun sibukmu, salat jangan kamu abaikan!Sempatkan membaca
Quran yang pernah kau pelajari ketika di kampung dulu, agar tidak hilang."Bila
kamu mempunyai rezeki lebih, jangan lupa bersedekah kepada fakir miskin dan
anak yatim.” (Bisri:2005)
Dalam kehidupan nyata tidak
selamanya kehidupan selalu berjalan mulus. Begitu juga dalam kehidupan rumah
tangga. Dalam cerpen ini, pada awal-awal perkawinan sang primadona tetap
berjalan baik-baik saja, tetapi pada akhirnya terjadi krisis moneter dan
mengakibatkan perusahaan suaminya bangkrut, dan sikap suaminya berubah dan
mulai berperangai kasar. Dalam kehidupan nyata, kehidupan rumah tangga juga
tidak selalu mulus, pasti ada keributan-keributan kecil yang menjadi rintangan,
tinggal bagaimana kita menyikapinya.
Dalam kehidupan, pastilah
kita sering jenuh dengan rutinitas yang kita lakukan, sehingga cara
mengatasinya yaitu lebih mendekatkan diri dengan kegiatan keagamaan. Dengan
begitu kita merasa leboh tenang, begitu juga dalam cerpen Sang Primadona,
disini dia merasa penat dengan masalah yang terdapat dalam rumah tangganya.
Sehingga sang primadona memilih untik serimg mengikuti pengajian-pengajian. Hal
ini sering kita lihat dalam kehidupan artis-artis ibukota, banyaknya artis yang
mulai tertarik dalam kegiatan keagamaan mencerminkan jika kegiatan religi
memang sangat berpengaruh mengingat kejenuhan pasti sering melanda para artis.
Hal ini terdapat dalam kutipan berikut.
“ Aku menjadi
semakin rajin mengikuti pengajian; bukan hanya yang diselenggarakan kawan-kawan
artis, tapi juga pengajian-pengajian lain termasuk yang diadakan di RT-ku.
Tidak itu saja, aku juga getol membaca buku-buku keagamaan. (Bisri:2005)
Kesibukan seorang artis
terkenal dan telah aktif dalam masyarakat, pastilah sangat menggangu pertemuan
dengan keluarga maupun anak-anak. Dalam cerpen Sang Primadona, diceritakan
bahwa Sang primadona merasa tidak kerasan di rumah akibat ulah suaminya yang
berubah dan sering marah-marah. Dan dia pun jarang berkumpul dengan
anak-anaknya. Dia menyibukkan diri dengan mengurus pengajian dan menjadi salah
satu panitia kegiatan keagamaan. Dan pada suatu hari dia menemukan bahwa
suaminya terlibat dalam narkoba, hal ini rupanya yang membuat sikap suaminya
berubah. Akhirnya dia ingin bercerai dengan suaminya. Hak tersebut sering
terjadi dalam dunia nyata, terutama dalam dunia selebriti, kasus kawin-cerai
sering terjadi dalam kehidupan artis. Salah satu penyebabnya yaitu masalah yang
dialami seperti tokoh Sang Primadona. Seorang suami yang terlibat narkoba. Hal
ini tidak hanya terjadi di dunia keartisan saja, tetapi juga sering terjadi
dalam dunia nyata. Masalah narkoba menjadi masalah yang pelik dan perlu
penanganan khusus.
ada daftar pustakanya gak, yg Abram sm Najid?
BalasHapusMantap
BalasHapus