“Kalau kita sedekah dengan ikhlas maka Allah pasti akan menggantinya, minimal 10x lipat dan maksimal tidak terhingga”
“Allah tidak akan ingkar terhadap janji-janjinya”
Allah sudah berjanji bahwa sedekah kita akan dilipat gandakan menjadi berlipat-lipat, itulah salah satu janji Allah yang jelas pada beberapa Ayat Al-Quran dan hadist berikut :
- Allah Tabaraka wataala berfirman: “Hai anak Adam, infaklah (nafkahkanlah hartamu), niscaya Aku memberikan nafkah kepadamu.” (H.R. Muslim)
- Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sodaqoh. (HR. Al-Baihaqi)
- “Harta itu tidak akan kurang dengan disedekahkan.” (HR. Imam Muslim)
- Satu dirham memacu dan mendahului seratus ribu dirham. Para sahabat bertanya, “Bagaimana itu?” Nabi Saw menjawab, “Seorang memiliki (hanya) dua dirham. Dia mengambil satu dirham dan bersodaqoh dengannya, dan seorang lagi memiliki harta-benda yang banyak, dia mengambil seratus ribu dirham untuk disodaqohkannya. (HR. An-Nasaa’i)
- ”Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (pembayarannya oleh Allah) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (QS.Al-Hadid:18)
Sekitar tahun 1980, seorang pedagang gorengan bernama Sutikno berusia muda di Jakarta, selama tiga hari berturut-turut melihat seorah bocah laki-laki lusuh berlalu lalang dengan wajah sedih di depan gerobak dagangannya.
Ia tahu, anak itu menginginkan satu dua potong gorengannya secara gratis. Karena tidak berai meminta, ia hanya memandang gerobak gorengan itu dari kejauhan. Pada hari keempat, pedagang gorengan itumenyisakan sepotong singkong goring buntut yang biasanya tidak laku dijual. Dipanggil bocah itu sambil mengacung-acungkan singkong kecil itu. Tak menunggu lama, si bocah langsung berlari menyambar singkong itu sambil berucap, “Terima kasih, Bang.” Matanya berbinar, senyumnya terkembang.
Dua puluh empat tahun kemudian, tukang gorengan itu masih berjualan di tempat yang sama meski sudah berusia tua. Suatu hari sebuah mobil mewah berhenti di depan gerobaknya yang parker di tengah perkampungan kumuh. Penumpangnya, seorang pria muda berpenampilan mewah, menghampiri pedagang gorengan itu.
Ketika berhadapan, si pedagang gorengan tua itu seperti tidak peduli. Tapi ia bingung ketika si pemuda perlente itu mendadak berucap, “Pak, ada singkong buntut?” Kagak ada mas! Singkong buntut mah dibuang. Kenapa tidak beli yang lain saja? Nih, ada pisang sama singkong goring,” ujar si pedagang gorengan itu.
“Saya kangen singkong buntutnya Pak, Dulu bapak kan yang pernah member saya singkong goring buntut?” Dulu, ketika saya masih kecil, dan ayah saya baru saja wafat, tidak ada yang membiayai hidup saya. Teman-teman mengejek karena saya tidak bisa jajan. Selama empat hari saya berlalu-lalanh di depan gerobak bapak ini, sampai bapak memanggil saya dan memberi sepotong singkong goreng buntut yang langsung saya sambar. Saya masih ingat pak…” tuturnya.
Si pedagang gorengan tua itu itupun terperangah. Dia tidak mengira sepotong singkong buntut, yang biasanya dibuang bisa membuat pemuda itu mendatangi dengan keadaan yang benar-benar berbeda. Si pedagang akhirnya ingat wajah yang pernah dikenalnya 24 tahun silam.
“Yang saya beri dulu kan cuma singkong buntut. Kenapa kamu masih ingat sama saya?” tanya pedaganag itu penasaran.” Bapak tidak sekedar memberi saya singkong buntut, tapi juga kebahagiaan.” papar si pemuda itu. Dia lalu bercerita bahwa sesaat setelah menyambar singkong itu dia langsung memamerkan kepada teman-temannya. Ia ingin membuktikan bahwa dia masih bisa jajan. Sesuatu yang dianggap remeh, tapi baginya itu membuatnya sangat bahagia, sehingga dia berjanji suatu saat akan membalas budi baik pedagang gorengan itu.
“Saya mungkin tidak bisa membalas budi baik Bapak. Tapi, saya ingin meberangkatkan Bapak berhaji, semoga Bapak bahagia,” ujar si pemuda itu. Pedagang gorengan itu hamper-hampir tidak percaya. Dua puluh tahun empat silam ia telah membahagiakan seorang anak yatim. Maka Alloh pun membalas amal shalihnya itu. Subhanallah…
Sumber: majalah Lazdai amal insani dalam pantiasuhan.net
Sedekah untuk Hajat
Alkisah ada seorang wanita keluar bersama bayinya. Di tengah perjalanannya, ia bertemu dengan seekor musang. Dengan sekejap mata, si musang menerkam bayi tercintanya dan membawanya lari. Sang ibupun menangis pulang. Dalam perjalanan menuju rumahnya, ia bertemu dengan seorang pengemis yang sedang kelaparan. Ketika itu, ia tidak memiliki apapun untuk diberikan kecuali hanya sepotong roti. Beberapa waktu kemudian, datanglah musang yang tadinya mencekam bayinya. Ia melihat si musang menyerahkan bayinya kembali ke dalam pelukannya. Kemudian, ada suara tanpa wujud berseru,”Inilah yang disebut dengan sesuap dengan sesuap.”
Yang dimaksud sesuap dengan sesuap dalam kisah tersebut adalah pemberian dibalas dengan pemberian. Si ibu memberi pengemis itu sepotong roti. Sementara Allah SWT membalasnya dengan memberikan kembali bayinya yang dicengkeram si musang tadi.
.
Dari cerita tersebut, bisa diambil hikmah bahwasanya Allah SWT mengabulkan hajat seseorang dengan bersedekah. Bahkan sedekahlah yang membuat bayi wanita malang itu kembali lagi dalam cerita tersebut. Dalam hati wanita itu menginginkan bayinya kembali. Tanpa disadari ia bersedekah dengan tujuan meringankan lapar si pengemis. Dari sini ditemukan ada timbal balik yang diberikan Allah SWT kepada wanita itu.
Terkadang orang yang terjangkit penyakit kronis sibuk mencari obat sampai ke luar negri. Seringkali juga orang yang sedang diuji coba oleh Allah SWT mencari dukun hebat kemana-mana agar sembuh, atau agar ujian itu lekas lenyap. Padahal, hanya dengan bersedekahlah semua keinginan itu bisa tercapai. Karena logikanya, orang yang bersedekah itu sama saja seperti melakukan transaksi dengan Allah SWT.
Dengan mengeluarkan sebagian harta kepada pihak yang membutuhkan berarti telah membeli sesuatu yang merupakan hajatnya kepada Allah SWT. Dan bisa dibuktikan bahwa hajatnya akan terkabul selang beberapa lama setelah bersedekah.
Imam baihaqi berkata,”Mintalah rizki melalui sedekah!”
Kisah nyata yang terjadi di suatu tempat. Ada pasutri penjual nasi yang dicoba hidup miskin oleh Allah SWT. Hasil kerja suami tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarganya. Akhirnya, sang suami meminta persetujuan istrinya untuk menyedekahkan semua harta yang dimilik saat itu. Dengan pertimbangan lama, akhirnya istripun setuju. Alasan suami, agar bisa menarik rizki setelah bersedekah. Singkat cerita, pasutri tersebut mendapatkan orderan nasi dari sebuah hotel untuk para pegawai. Perharinya, orderan yang dipinta mencapai 1000 porsi. Dalam seminggu, akhirnya pasutri tersebut bisa membeli sebuah aset di dekat tempat mereka bekerja.
Dari kisah tersebut bisa dijadikan bukti lain bahwa sedekah merupakan sebuah alternatif terbaik untuk mewujudkan hajat.
Keistimewaan lain Sedekah
Ada beberapa ayat Al Quran yang mensyariatkan sedekah dan keistimewaannya tidak disebutkan di dalam ayat-ayat tersebut. Namun, ada beberapa hadits, dan pendapat-pendapat para ulama’ yang mengklarifikasi keistimewaan sedekah. Berikut ini merupakan ringksan mengenai keistimewaan sedekah yang diambil dari beberapa hadits dan pendapat-pendapat para ulama’ terdahulu yang telah membuktikan kebenaran hadits tersebut. Diantaranya adalah sebagai berikut:
- Pahala sedekah akan berlipat ganda hingga seperti gunung
- Sedekah akan menjadi naungan di hari kiamat
- Sedekah sir [bahasa arab, artinya sembunyi-sembunyi] dapat meredamkan murka Allah SWT
- Sedekah akan menjadi penolong di hari kiamat nanti
- Sedekah akan menjadi perisai dari api neraka
- Sedekah menjadi tebusan dari dosa-dosa
- Sedekah sebagai tiket masuk surga
- Sedekah menjadi jimat penarik rizki
- Semua harta akan habis tanpa tersisa ketika di akhirat nanti, kecuali harta yang pernah dikeluarkan di dunia
Sedekah yang paling baik adalah harta yang paling disayangi atau disukai. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam surah Al-Imran ayat 92;
“Kalian tidak akan mendapatkan kebaikan sampai kalian menyedekahkan harta yang kalian sukai.”
Rasulullah SAW juga pernah bersabda kepada putrinya Sayyidatuna Fatimah Az Zahra RA bahwa sebaik-baiknya pemberian adalah sesuatu yang paling dicintai. Hal ini tidak hanya didengar saja oleh putri tercintanya, namun juga dipraktekkan.
Suatu ketika Sayyidatuna Fatimah RA ketika hendak menikah didatangi oleh seorang pengemis yang terlihat compang-camping. Beliau RA tidak memliki pakaian kecuali hanya 2 helai. 1 helai untuk dipakai, dan yang lain untuk sholat. Namun kebetulan, ketika itu beliau RA mendapatkan pakaian baru dari Sayyidina Ali RA agar dikenakan saat pernikahan.
Teringat dengan sabda ayahnya, beliaupun memberikan baju yang akan dipakai saat pernikahnnya itu kepada pengemis tersebut. Tidak lama setelah itu, datanglah Malaikat Jibril AS kepada Rasulullah SAW berdasarkan perintah dari Allah SWT membawa pakaian baru untuk putri tercintanya dari surga. Sebagai ganti dari pakaian yang telah ia berikan kepada sang pengemis. Wallahu a’lam.